[DARI NEGERI SERIBU SELOKA]
mengarus dan berpusar kata-kata pada permukaan batanghari
kecipak riak dan ombak ialah komposisi musikal
saat ikan, keramba, dan jejaring nelayan mengembang
di luas dadaku; engkau yang kurindu semakin lebat janggut
dan rambut, tergerai di sepanjang aliran sungai
inilah kota tua, penuh pohon para, lada, dan permata
sebuah bangunan candi terpendam oleh tanah
dan limbah pabrik; adakah kau lihat jidatku berkerut
dalam denyut yang tak hendak menyusut?
sebuah negeri yang dibangun di atas sepucuk jambi sembilan lurah
adat bersendikan syara' dan syara' bersendikan kitabullah
tempat kami merajut dan menguntai sujud, tahajud
di tengah goyang ilalang dan lagu para pendatang
[HINGGA KATA HINGGAP]
pada geriap paling senyap dan menyergap
aku masih mendekap harap, membara api rindu
menemukan sosok kesejatianmu
di manakah adamu? apakah di palung
paling dalam? diam-diam tersimpan sebagai nisan
atau aroma kemenyan?
kata-kata ini telah menjelma doa dan mantra
tetapi di manakah muara makna?
kukatkan kataku, kunyatakan sikapku
kulratkan doa dan mantraku
sebagai perahu perahan rindu
merapat di sebuah bandar
[DI MELAKA]
10/10/2011